And, darling, I will be loving you 'til we're 70
And, baby, my heart could still fall as hard at 23
And I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe just the touch of a hand
Well, me—I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I am
And, baby, my heart could still fall as hard at 23
And I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe just the touch of a hand
Well, me—I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I am
Udah pada tau kan lagunya Ed Sheeran - Thinking Out Loud? Kalo belum, dengerin lagunya di Youtube yooo.... #PromosiEaaak.
Okay, serius.
Gue nulis posting ini bukan untuk promosi lagu Ed Sheeran, don't get it wrong okay. Don't judge 'postingan' by its title guys.
Hari ini gue mau nulis sesuatu yang sedikit galau (DENG DENG). Kejadian udah lama tapi karena faktor try out dan ujian, cerita ini baru bisa gue posting sekarang.
Perlu kalian ketahui sebelumnya, cerita ini based on true story.
Perlu kalian ketahui sebelumnya, cerita ini based on true story.
Jadi, ceritanya bermula ketika gue dan dia lagi sholat di mushola putri bareng. Seperti umumnya remaja putri yang ngumpul bareng, gue bergosip basa-basi gak jelas biar dibilang punya temen banyak.
Anyway, long story short, setelah selesai sholat, gue dan dia duduk di teras mushola sambil memakai kembali sepatu kita. Kita berdua ya seperti biasa mengobrol seputar pelajaran - hal yang gak jelas seperti gosip terhangat pagi tadi.
Semua terlihat normal sampai akhirnya dia mengalihkan pembicaraan.
"Kasih tau gak ya, Nan?" ucap dia kepada Nan.
Nan dengan ragu menjawab, "yaudah terserah lo" terlihat jelas perasaan tak enak hati di mukanya.
"Kasih tau apaan sih?" gue yang bingung dengan tingkah mereka menjadi semakin penasaran.
"Jangan marah ya" sejenak, dia terlihat ragu "ini ada hubunganya sama temen deket lo"
Gue mengerenyitkan kening "temen deket gue yang mana dulu nih?"
"Temen sebangku lo" jawabnya singkat.
Guenyaris serangan jantung shock akut "emangnya ada apa sama Enur?"
"Tapi lo jangan marah ya" dia diam sejenak melihat ke sekelilingnya "gue taken sama Joko"
Gue tertegun "Joko?!" gue mengulang perkataanya, berharap gue salah denger.
"Iya, Joko anak 9C" jawabnya santai "Emang Enur suka ya sama dia?"
Gue yang udah terlanjur tau Enur suka sama Joko terpaksa berbohong demi 'kebaikan', gue bilang kalo Enur gak suka sama Joko. Tapi semakin gue mengelak, semakin kuat motivasi dia untuk membongkar kenyataanya.
Karena sudah merasa tak tahan, gue pun bangkit berdiri dan menemui Joko, sahabat gue dan Enur YANG kebetulan ditaksir sama Enur. Gue meminta penjelasan dari apa yang gue denger dari mulut dia. Untuk sebentar gue berharap dia bercanda, tapi ternyata Joko membenarkan perkataan yang dia bilang tadi.
Dengan perasaan bimbang gue menoleh ke arah kelas 9B, melihat Enur sedang tertawa bahagia. Untuk beberapa detik gue memutuskan untuk tidak memberitahunya, tapi, kalau Enur tahu dari yang lain, mungkin hatinya bakal lebih sakit.
Gue teringat akan suatu hal, Enur tak pernah menangis karena cowok dan tak akan pernah mau.
Tapi tetep aja itu bukan jaminan.
Long story short, gue akhirnya ngasih tau hal tersebut kepada Enur.
Untuk pertama kalinya dalam 3 tahun ini, Enur kemakan omonganya sendiri.
Untuk pertama kalinya dalam 3 tahun ini, gue dan Siti baru ngeliat tangisan sakit hati dari Enur.
Dan untuk pertama kalinya dalam 3 tahun ini, kita bertiga menangis bareng di tengah keramaian.
Klise, tapi itu beneran terjadi.
Semenjak kejadian itu gue mulai bertanya-tanya mengapa Joko lebih memilih dia yang menurut gue gak terlalu cantik dibandingkan Enur.
Dan pada saat itulah playlist gue yang emang udah sehati sama gue memutar lagu Ed Sheeran - Thinking Out Loud.
Ed Sheeran said, people fall in love in mysterious way. And I realise, this is why Joko choose dia rather than Enur.
Mungkin emang bener Enur lebih cantik dan lebih pintar daripada dia, tapi satu hal yang gak bisa diubah adalah fakta bahwa Joko jatuh cinta dengan dia, bukan dengan Enur. Gak peduli seberapa cantiknya Enur, cinta tak akan pernah bisa dipaksakan.
Di akhir postingan ini gue hanya bisa berharap Enur mendapatkan orang yang lebih baik daripada Joko. Mungkin suatu hari nanti. Mungkin.
Firzz Sign Out
Anyway, long story short, setelah selesai sholat, gue dan dia duduk di teras mushola sambil memakai kembali sepatu kita. Kita berdua ya seperti biasa mengobrol seputar pelajaran - hal yang gak jelas seperti gosip terhangat pagi tadi.
Semua terlihat normal sampai akhirnya dia mengalihkan pembicaraan.
"Kasih tau gak ya, Nan?" ucap dia kepada Nan.
Nan dengan ragu menjawab, "yaudah terserah lo" terlihat jelas perasaan tak enak hati di mukanya.
"Kasih tau apaan sih?" gue yang bingung dengan tingkah mereka menjadi semakin penasaran.
"Jangan marah ya" sejenak, dia terlihat ragu "ini ada hubunganya sama temen deket lo"
Gue mengerenyitkan kening "temen deket gue yang mana dulu nih?"
"Temen sebangku lo" jawabnya singkat.
Gue
"Tapi lo jangan marah ya" dia diam sejenak melihat ke sekelilingnya "gue taken sama Joko"
Gue tertegun "Joko?!" gue mengulang perkataanya, berharap gue salah denger.
"Iya, Joko anak 9C" jawabnya santai "Emang Enur suka ya sama dia?"
Gue yang udah terlanjur tau Enur suka sama Joko terpaksa berbohong demi 'kebaikan', gue bilang kalo Enur gak suka sama Joko. Tapi semakin gue mengelak, semakin kuat motivasi dia untuk membongkar kenyataanya.
Karena sudah merasa tak tahan, gue pun bangkit berdiri dan menemui Joko, sahabat gue dan Enur YANG kebetulan ditaksir sama Enur. Gue meminta penjelasan dari apa yang gue denger dari mulut dia. Untuk sebentar gue berharap dia bercanda, tapi ternyata Joko membenarkan perkataan yang dia bilang tadi.
Dengan perasaan bimbang gue menoleh ke arah kelas 9B, melihat Enur sedang tertawa bahagia. Untuk beberapa detik gue memutuskan untuk tidak memberitahunya, tapi, kalau Enur tahu dari yang lain, mungkin hatinya bakal lebih sakit.
Gue teringat akan suatu hal, Enur tak pernah menangis karena cowok dan tak akan pernah mau.
Tapi tetep aja itu bukan jaminan.
Long story short, gue akhirnya ngasih tau hal tersebut kepada Enur.
Untuk pertama kalinya dalam 3 tahun ini, Enur kemakan omonganya sendiri.
Untuk pertama kalinya dalam 3 tahun ini, gue dan Siti baru ngeliat tangisan sakit hati dari Enur.
Dan untuk pertama kalinya dalam 3 tahun ini, kita bertiga menangis bareng di tengah keramaian.
Klise, tapi itu beneran terjadi.
Semenjak kejadian itu gue mulai bertanya-tanya mengapa Joko lebih memilih dia yang menurut gue gak terlalu cantik dibandingkan Enur.
Dan pada saat itulah playlist gue yang emang udah sehati sama gue memutar lagu Ed Sheeran - Thinking Out Loud.
Ed Sheeran said, people fall in love in mysterious way. And I realise, this is why Joko choose dia rather than Enur.
Mungkin emang bener Enur lebih cantik dan lebih pintar daripada dia, tapi satu hal yang gak bisa diubah adalah fakta bahwa Joko jatuh cinta dengan dia, bukan dengan Enur. Gak peduli seberapa cantiknya Enur, cinta tak akan pernah bisa dipaksakan.
Di akhir postingan ini gue hanya bisa berharap Enur mendapatkan orang yang lebih baik daripada Joko. Mungkin suatu hari nanti. Mungkin.
Firzz Sign Out